Pages

Kamis, 02 Desember 2010

Perempuan Senja Memupuk Rindu…


Perempuan senja mengukir senyum di atas padang tak berbatas.
Menuai indah pada malam yang tak henti mengurai mimpi.
Ah, ia masih secantik merpati lepas.
Rentanya bukan aral tuk mengukir sebuah kasih murni.

Ia masih tersenyum kala pilu, meski tak setegar karang.
Pun terkulai oleh buaian usia, ia masih terlihat manis.
Sepi tak mampu mengusir sisa-sisa semangat riang.
Perempuan senjaku, ia tetap istimewa meski dengan tangis.

Masih terngiang jelas, setiap inci pelukan hangatnya.
Perempuan senjaku tersenyum lelap di dalam selimut emasnya.
Ia kini telah kembali, menagih rindu-rindunya kepada asalnya.
Oh, sungguh perempuanku kini pergi tak kembali, yang tersisa hanya kerlingnya.

0 komentar:

Posting Komentar