Kelak, kan ku jejali asa yang terbentang luas, menjadi tangguh oleh sepenggal kenangan masa lalu. Takkan pernah terdiam oleh keruh suasana jalan.
Kelak, ku kan bersinar di sepanjang Perintis Kemerdekaan*. Menari dengan indahnya saat matahari tak lagi bersahabat, dan saat angin tak ingin lagi berhembus.
Kecantikan panorama Losari* kan ku tandingi dengan gemulai riak manjaku, semua kan terpesona oleh ku. Aku yang tak pernah terjamah buasnya kota, kan berdiri tegak di sana, dengan mata-mata memandang iri pada ku.
Bukankah aku kan terlihat cantik oleh keeksotisan isi pikir ku?
Dan, semua kan tertunduk malu oleh topeng-topeng yang mereka kenakan. Lalu, merasa iri oleh kedamaian jiwa liar ku.
Takkan ada lagi padu padan warna pelangi yang menghiasi, yang tertinggal hanyalah abu-abu. Maka aku kan puas menertawakan suasana itu.
Kan ku dendangkan lirik-lirik mengelitik, menyindir dengan cantiknya saat semua tercengang. Aku akan cantik kelak, percayalah!
Maka izinkanlah aku menjadi angkuh sebelum keangkuhan ini kan membunuh sisa-sisa potret kecongkakan masa depan ku, beberapa menit saja.
0 komentar:
Posting Komentar